Profil Desa Paseh
Ketahui informasi secara rinci Desa Paseh mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Menilik Desa Paseh di Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara. Profil lengkap mencakup sejarah satu abad, potensi ekonomi dari kerajinan kaki guci yang ternama, data demografi, luas wilayah, dan struktur pemerintahan desa. Temukan daya tarik unik dari pusat k
-
Pusat Kerajinan Kaki Guci
Merupakan sentra utama industri kerajinan kaki guci, talenan, dan dingklik di Banjarnegara yang menjadi penopang perekonomian mayoritas warganya.
-
Sejarah Unik Penyatuan Desa
Berdiri resmi sejak 22 Agustus 1923 dari hasil penyatuan dua wilayah bersejarah, yang diperingati dengan tradisi budaya "Tirta Nyawijining Bumi" pada perayaan satu abadnya.
-
Lokasi Strategis di Dataran Tinggi
Terletak di kawasan dataran tinggi yang subur dengan luas wilayah 312,70 hektare, memiliki batas wilayah yang bersinggungan langsung dengan desa dari kecamatan lain.

Terletak di perbukitan sejuk Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Desa Paseh menjelma sebagai sebuah wilayah yang dinamis dengan identitas kuat. Bukan hanya sebagai unit administrasi pemerintahan, Desa Paseh merupakan jantung dari industri kerajinan kayu yang produknya telah menembus pasar di berbagai kota besar di Indonesia. Dengan sejarah yang membentang lebih dari satu abad, desa ini menyimpan kisah unik tentang penyatuan, budaya dan semangat wirausaha warganya. Kata kunci seperti "Desa Paseh Banjarmangu," "profil desa," "kerajinan kaki guci," dan "potensi desa Banjarnegara" menjadi cerminan dari identitas yang melekat erat pada wilayah ini.
Sebagai sebuah entitas, Desa Paseh menawarkan lebih dari sekadar data statistik. Ia adalah sebuah narasi tentang bagaimana masyarakat lokal memanfaatkan potensi sumber daya alam dan keahlian turun-temurun untuk membangun fondasi ekonomi yang kokoh. Terletak hanya sekitar 6 kilometer dari ibu kota kabupaten, aksesibilitasnya yang cukup baik turut menunjang distribusi hasil kerajinan dan interaksi ekonomi dengan wilayah lain. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek Desa Paseh, dari akar sejarahnya yang unik, kondisi geografis dan demografis, hingga denyut nadi perekonomian yang menjadikannya salah satu desa paling dikenal di Kecamatan Banjarmangu.
Sejarah Panjang Penyatuan Dua Wilayah
Sejarah Desa Paseh tercatat secara resmi dimulai pada 22 Agustus 1923. Penetapan tanggal ini bukan tanpa alasan, melainkan menjadi penanda sebuah peristiwa penting yaitu penyatuan dua wilayah yang sebelumnya berdiri sendiri: Desa Karangasem dan Desa Duren (beberapa sumber lain menyebut Desa Paseh awal). Menurut catatan sejarah dan cerita yang diwariskan, proses penggabungan ini merupakan sebuah langkah strategis untuk menyatukan masyarakat dan mempermudah administrasi pemerintahan pada masa itu.
Perayaan satu abad berdirinya desa pada 22 Agustus 2023 menjadi momentum refleksi sejarah ini. Pemerintah desa bersama masyarakat menggelar prosesi budaya yang sarat makna, yakni "Tirta Nyawijining Bumi." Ritual ini menampilkan visualisasi penyatuan air dan tanah dari dua wilayah cikal bakal desa, sebagai simbol peleburan yang harmonis dan menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai Desa Paseh.
Di luar catatan administratif, asal-usul nama "Paseh" sendiri memiliki beberapa versi cerita rakyat yang menarik. Salah satu versi yang paling populer, sebagaimana tertuang dalam penelitian akademis UIN Walisongo, mengaitkan nama tersebut dengan istilah "Patilasan Syeh." Konon, pada masa penyebaran agama Islam, seorang syekh menjadikan wilayah ini sebagai bagian dari rute perjalanannya (patilasan). Tanda atau jejak sang syekh inilah yang kemudian diabadikan oleh masyarakat menjadi nama "Paseh."
Sementara itu, studi toponimi dari Universitas Gadjah Mada mengklasifikasikan nama "Paseh" sebagai kata monomorfemis, yaitu sebuah kata dasar yang tidak mengalami proses afiksasi (penambahan awalan atau akhiran). Hal ini menunjukkan bahwa nama "Paseh" memiliki akar yang kuat dalam bahasa dan sejarah lokal tanpa tambahan artifisial. Kombinasi antara sejarah administratif yang tercatat, tradisi budaya yang hidup, dan kajian toponimi ini memberikan gambaran yang kaya akan perjalanan Desa Paseh dari masa ke masa.
Kondisi Geografis dan Administratif
Secara geografis, Desa Paseh terletak di wilayah dataran tinggi Kecamatan Banjarmangu, dengan ketinggian rata-rata 420 meter di atas permukaan laut. Posisi ini memberikan hawa yang sejuk dengan suhu berkisar antara 23° hingga 32° Celcius, kondisi yang mendukung baik untuk kegiatan pertanian maupun pemukiman. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Banjarmangu dalam Angka," luas total wilayah Desa Paseh yakni 312,70 hektare atau 3,127 km².
Luas wilayah tersebut terbagi menjadi dua peruntukan utama. Lahan persawahan mencakup area seluas 61,00 hektare, yang menjadi basis bagi kegiatan pertanian tanaman pangan masyarakat. Sisa lahan yang lebih dominan, yaitu seluas 251,70 hektare, merupakan lahan bukan sawah yang dimanfaatkan untuk pemukiman, pekarangan, perkebunan kayu, dan fasilitas umum lainnya. Struktur penggunaan lahan ini mencerminkan basis ekonomi desa yang tidak hanya bergantung pada pertanian, tetapi juga pada sektor lain seperti industri rumah tangga yang memanfaatkan hasil kayu.
Batas-batas administratif Desa Paseh telah ditetapkan secara resmi melalui Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 7 Tahun 2023 tentang Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah Desa di Kecamatan Banjarmangu. Penetapan ini memberikan kepastian hukum dan kejelasan batas wilayah desa, yang rinciannya sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan langsung dengan Desa Sipedang, Kecamatan Banjarmangu.
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Sigeblog dan Desa Rejasari, yang keduanya juga berada di Kecamatan Banjarmangu.
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Rejasari (Kecamatan Banjarmangu) dan Desa Medayu (Kecamatan Wanadadi).
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Medayu dan Desa Lemahjaya, yang keduanya termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Wanadadi.
Keberadaan batas yang bersinggungan dengan desa dari kecamatan lain (Kecamatan Wanadadi) menjadikan posisi Desa Paseh cukup strategis dalam konteks interaksi antarwilayah di Kabupaten Banjarnegara.
Demografi dan Pemerintahan Desa
Berdasarkan data kependudukan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam "Kecamatan Banjarmangu dalam Angka 2011," jumlah penduduk Desa Paseh pada tahun tersebut tercatat sebanyak 2.110 jiwa. Komposisi penduduk ini terdiri dari 1.054 jiwa laki-laki dan 1.056 jiwa perempuan, menunjukkan rasio jenis kelamin yang sangat seimbang. Dengan luas wilayah 3,127 km², kepadatan penduduk Desa Paseh pada saat itu mencapai sekitar 675 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup sedang, tidak terlalu padat namun juga tidak terlalu renggang, mencerminkan pemukiman yang tertata dengan ruang yang masih memadai.
Struktur pemerintahan di Desa Paseh berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku, dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dipilih secara demokratis oleh masyarakat. Menurut data yang dihimpun dari publikasi akademis, jabatan Kepala Desa Paseh saat ini dipegang oleh Bapak Waris. Beliau telah memimpin desa dalam dua periode, yakni periode pertama yang dimulai pada tahun 2013 dan dilanjutkan dengan periode kedua yang berjalan dari tahun 2019 hingga sekarang.
Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Desa dibantu oleh jajaran perangkat desa yang meliputi Sekretaris Desa, Kepala Urusan (Kaur), Kepala Seksi (Kasi), dan Kepala Dusun (Kadus). Keberadaan lembaga pemerintahan yang terstruktur ini menjadi motor penggerak dalam pelaksanaan program pembangunan, pelayanan publik, serta pemberdayaan masyarakat. Pemerintah desa secara aktif mengelola alokasi Dana Desa yang diterima dari pemerintah pusat, yang pada tahun 2025 dialokasikan lebih dari satu miliar rupiah. Dana ini difokuskan untuk pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan penguatan ekonomi lokal.
Perekonomian Lokal yang Bertumpu pada Kerajinan Kayu
Pilar utama yang menopang perekonomian Desa Paseh ialah industri kerajinan kayu. Desa ini telah lama dikenal sebagai sentra penghasil "kaki guci" ternama di Kabupaten Banjarnegara. Hampir di setiap sudut desa dapat dijumpai aktivitas warga yang tengah mengolah kayu menjadi produk bernilai seni dan ekonomi. Keahlian ini tidak datang secara instan, melainkan merupakan warisan keterampilan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Mayoritas penduduk, baik sebagai pengrajin utama maupun pekerja, menggantungkan hidupnya pada sektor ini.
Produk utama yang dihasilkan yakni kaki guci, sebuah dudukan atau penyangga untuk vas bunga atau guci hias yang umumnya terbuat dari kayu. Selain itu, para pengrajin juga memproduksi aneka perabotan rumah tangga lainnya seperti talenan (papan alas potong) dan dingklik (bangku kecil). Hasil kerajinan dari Desa Paseh memiliki jangkauan pemasaran yang sangat luas, mencakup kota-kota besar di Pulau Jawa seperti Jakarta, Solo, dan Yogyakarta. Jaringan pemasaran yang solid ini menjadi bukti kualitas dan daya saing produk lokal di tingkat regional.
Meskipun industri kerajinan menjadi motor penggerak utama, sektor pertanian tetap memiliki peran penting. Dengan lahan sawah seluas 61 hektare, masyarakat petani di Desa Paseh aktif menggarap lahan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal. Komoditas utama yang ditanam yakni padi, serta tanaman palawija lainnya sesuai dengan musim tanam. Sinergi antara sektor industri kreatif dan pertanian menciptakan struktur ekonomi yang lebih tangguh dan beragam bagi masyarakat desa.
Potensi dan Arah Pembangunan
Menatap ke depan, Desa Paseh memiliki fondasi yang kuat untuk terus berkembang. Kekuatan utamanya terletak pada identitas ekonomi yang jelas sebagai pusat kerajinan kayu, semangat kewirausahaan masyarakat yang tinggi, serta modal sosial dan budaya yang terbentuk dari sejarah panjangnya. Peringatan satu abad desa telah membangkitkan kembali kesadaran kolektif akan nilai-nilai sejarah dan budaya, yang dapat menjadi aset tak ternilai untuk pembangunan di masa depan.
Salah satu arah pengembangan yang potensial ialah mengintegrasikan sektor kerajinan dengan pariwisata. Desa Paseh dapat dikembangkan menjadi desa wisata berbasis industri kreatif, di mana pengunjung tidak hanya datang untuk membeli produk, tetapi juga untuk melihat langsung proses produksi, belajar membuat kerajinan, dan merasakan suasana kehidupan masyarakat pengrajin. Paket wisata edukasi semacam ini dapat menciptakan nilai tambah ekonomi dan membuka lapangan kerja baru di sektor jasa.
Dukungan dari pemerintah melalui Dana Desa perlu terus dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi. Investasi pada peralatan yang lebih modern, pelatihan desain produk agar sesuai dengan tren pasar, serta penguatan pemasaran digital menjadi beberapa area yang dapat diprioritaskan. Dengan demikian, Desa Paseh tidak hanya akan dikenal karena sejarah dan kerajinan tradisionalnya, tetapi juga sebagai contoh sukses desa yang mampu beradaptasi dan berinovasi di tengah tantangan zaman, seraya tetap menjaga kearifan lokal yang menjadi akarnya.